Makna Sebenarnya Bendera Hitam Dalam Islam

Akhir-akhir ini, gambar-gambar bendera hitam telah menjadi fitur yang sering muncul di media. Ia ditunjukkan dengan bangga oleh para militan Islamic State (IS), yang dulu dikenal sebagai Islamic State in Iraq and al-Sham (ISIS)/Islamic State of Iraq and Levant (ISIL), selama parade kemenangan mereka dan dikibarkan di sepanjang wilayah Sunni yang luas yang jatuh ke tangan mereka.



Makna Sebenarnya Bendera Hitam
Ilustrasi Bendera Hitam/Foto: Getty

Faktanya, bendera hitam bukan hanya digunakan secara eksklusif oleh IS. Ia digunakan karena nilai simboliknya oleh sejumlah kelompok radikal dan militan seperti Taliban di Afghanistan, Jabhah al-Nusrah/ al-Nusra Front (sebuah cabang al-Qaeda) di Suriah. Pusat al-Qaeda di Afghanistan/ Federally Administered Tribal Areas (FATA), pejuang jihadis Chenchen dan Hizb ut-Tahrir (Partai Pembebasan, sebuah gerakan politik Islam internasional yang bermarkas di Lebanon), sebagaimana ditunjukkan dalam tabel di gambar thread.

Pada umumnya, masyarakat awam tidak menyadari makna simbolik di balik bendera tersebut. Orang-orang yang lebih tanggap akan berspekulasi bahwa warna hitam pada bendera tersebut mungkin bukan suatu kebetulan, dan bahwa ia punya makna penting tertentu yang mereka cuma bisa menebak-nebak.

Artikel ini ditulis untuk memberikan penjelasan ringkas tentang makna simbolik di balik bendera hitam yang digunakan oleh kelompok-kelompok Islamis, sekalgus untuk mendiskusikan validitas makna ini dari titik pandang teologi Islam.

{getToc} $title={Table of Contents}

Penggunaan Bendera Hitam dalam Sejarah Gerakan Islam

Panji Hitam
Panji Hitam/Foto: Getty

Penggunaan bendera hitam oleh gerakan revolusioner Islam bukanlah hal baru. Nabi Muhammad SAW menggunakan bendera hitam sebagai bendera kemiliterannya. Akan tetapi, bendera hitam Nabi tidak pernah menjadi sebuah “simbol” bagi gerakannya; ia hanya digunakan untuk tujuan identifikasi, untuk membedakan antara pasukannya dan pasukan lawan. Dilaporkan juga bahwa Nabi menggunakan warna-warna lain untuk bendera militernya.

Bendera hitam digunakan secara menyolok oleh gerakan revolusioner (Islam) Abbasiyah yang berpusat di Khurasan (yang sekarang merupakan wilayah yang menjadi bagian Afghanistan, Asia Tengah, Iran, dan sebagian Pakistan). Gerakan ini memberontak terhadap kekhalifahan Umayyah, dikatakan karena Abbasiyah merasa bahwa mereka memiliki hak tertinggi untuk memimpin negara khalifah karena koneksi kekeluargaan yang langsung dengan Nabi, sementara Umayyah berasal dari suku Quraisy.

Gerakan Abbasiyah berhasil menjatuhkan kekhalifahan Umayyah untuk mendirikan kekhalifahan di Baghdad pada tahun 750 M. Bendera hitam kemudian menjadi bendera resmi Daulah Abbasiyah.
Jadi, banyak sejarawan yang berpendapat bahwa revolusi Abbasiyah merupakan penyumbang langsung bagi popularitas narasi dan makna mistikal di sekitar bendera hitam yang muncul sekarang ini. 

Harus dicatat bahwa bahkan di masa revolusi Abbasiyah, narasi dan kisah-kisah palsu disebarkan hingga mereka menjadi bagian yang diterima dalam tradisi populer dan legenda atas nama Islam demi memenangkan dukungan masyarakat untuk revolusitersebut.

Bendera Hitam dalam Teologi Islam

Ilustrasi Panji Hitam
Ilustrasi pasukan panji hitam/Foto: All


Bendera hitam tidak pernah disebut dalam Qur’an. Bahkan tidak ada satupun isyarat dalam Qur’an yang mendorong penggunaan bendera hitam atau yang menggambarkannya sebagai suci atau sakral. Apa yang kemudian membuat bendera hitam menjadi sebuah simbol positif yang dikapitalisasi oleh gerakan radikal saat ini?

Jawabannya ada pada beberapa Hadits yang tercatat dalam Kitab-kitab Hadits (‘Tradisi Nabi’), yang merupakan sumber otoritatif kedua dalam Islam. Hadits meramalkan munculnya sebuah pasukan dari wilayah yang dikenal sebagai Khurasan (sebuah wilayah yang mencakup Afghanistan, Asia Tengah, Iran, dan sebagian Pakistan saat ini) yang mengibarkan bendera hitam sebelum akhir dunia ini. 

Dari pasukan ini, Mahdi-nya Muslim (‘Messiah’) akan muncul dan memimpin pasukan itu untuk mencapai kemenangan mutlak melawan musuh-musuh Islam, untuk akhirnya mengembalikan kejayaan Islam. Hadits tersebut juga memerintahkan Muslim untuk mendukung dan bergabung dengan pasukan berbendera hitam ketika mereka muncul.

Demikianlah hadits tersebut memberi kelompok yang membawa bendera hitam beberapa makna metaforik sebagai:
- Sebuah kelompok pembawa-kebenaran
- Sebuah perjuangan yang sah
- Sebuah kelompok yang menang
- Sebuah kelompok yang harus didukung dandiikuti oleh orang-orang Muslim

Akan tetapi, hadits tersebut tidak memberikan detil tentang desain aktual bendera hitam tersebut, dan konsekuensinya adalah kelompok-kelompok jihadis memakai versi bendera hitam yang berbeda. Ungkapan-ungkapan Arab (islami) yang berbeda seperti Laa ilaaha illa l-Laah Muhammad Rasul Allah, Allahu Akbar, al-Jihad Sabiluna dan lain-lain telah dimasukkan oleh kelompok-kelompok saat ini untuk menambah kekuatan alegoris bendera tersebut.

Karena dasar teologis bendera hitam diturunkan dari Hadits, tepat untuk menganalisa keaslian Hadits-hadits yang relevan tersebut untuk memastikan validitasnya dalam Islam. Artikel ini tidak akan mampu mendiskusikan semua Hadits terkait bendera hitam, tetapi akan menganalisa beberapa hadits kunci yang memberi makna bagi bendera hitam berdasarkan pendekatan yang digunakan dalam Studi-studi Hadits. Analisis akan ditutup dengan posisi teologis umum yang dipegang oleh para sarjana terkait hadits bendera hitam.

Ilustrasi panji hitam
Ilustrasi panji hitam-2/ Foto: Islam Guide


Hadits #1

(Catatan: Hadits ini tidak ditemukan di Kitab-kitab Hadits, tapi dalam sejarahnya sudah dirujuk oleh sarjana-sarjana Islam)
Abdullah bin Mas’ud menceritakan bahwa Nabi berkata: “Sebuah bangsa akan datang dari timur dengan sebuah bendera hitam dan mereka akan meminta sedekah [‘khair’] (karena mereka sedang membutuhkan) tapi orang-orang tidak memberikannya [sedekah] pada mereka. 

Kemudian mereka akan berperang dan menang atas orang-orang tersebut (yang tidak memberikan apa yang mereka minta). Saat itu orang-orang akan memberi mereka apa yang mereka minta, tapi mereka [pasukan itu] tidak akan menerimanya hingga mereka [orang-orang itu] memberikannya [sedekah] ke seseorang dari keturunanku yang akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana sebelumnya sudah dipenuh dengan opresi dan tirani. Jadi siapa saja dia antara kalian menemukan bangsa ini (dari timur dengan bendera hitam) maka kalian harus bergabung dengan mereka bahkan meskipun kalian harus merangkak di atas es."

Hadits ini diceritakan oleh Sunan Ibn Majah dan Musnad al-Bazzar dari Yazid bin Abi Ziyad, dari Ibrahim al-Nakha’i, dari Abdullah bin Mas’ud kepada Nabi. Akan tetapi, al-Bazzar (827-904 M), seorang sarjana Hadits dan penulis al-Musnad (‘Sebuah koleksi Narasi yang Otoritatif’) mengatakan bahwa Yazid bin Abi Ziyad (narator hadits di atas) tidak diketahui menerima hadits dari Ibrahim al-Nakha’i. Waki bin al-Jarrah (746-812 M), dan seorang sarjana Hadits yang lahir di Irak mengatakan, “Hadits ini tidak dikenal.” Ahmad bin Hanbal (780-855 M), pendiri mazhab Hukum Hanbali, memiliki pandangan yang sama. 

Hammad bin Usamah, seorang narator Hadits, sebagaimana dilaporkan dalam al-Dhu’afa (‘Sebuah kumpulan Perawi Lemah’) yang ditulis al-‘Uqaily, menyatakan bahwa dia tidak akan pernah menerima hadits dari Yazid bin Abi Ziyad, bahkan meskipun dia bersumpah (akan kebenarannya) sebanyak lima puluh kali di depannya. Al-Zahabimenyatakan dalam bukunya Siyar al-A’lam(‘Biografi para Sarjana’) mengatakan bahwa Yazid adalah narator Hadits dengan kelemahan, dan Ibn Hajar dalam bukunya Taqrib al-Tahzib (‘Ringkasan Biografi yang diperindah’) menganggapnya sebagai
narator hadits yang lemah (dengan kecenderungan Syi'ah).

Hadits #2

(Catatan: Hadits ini tidak ditemukan dalam Kitab-kitab Hadits tapi dalam sejarahnya sudah dirujuk oleh para sarjana Islam)
Abdul Rahman al-Jarshi menceritakan dari seorang sahabat Nabi ‘Amr bin Murrah al-Jamli bahwa Nabi berkata: "Sesungguhnya bendera-bendera hitam akan muncul dari Khurasan hingga orang-orang (dibawah kepemimpinan bendera ini) akan mengikat kuda-kuda mereka dengan Pohon-pohon Zaitun antara Bait-e-Lahya dan Harasta. Kami bertanya: ‘Apa ada pohon Zaitun di antara tempat-tempat ini?’ Dia berkata, ‘Kalau sekarang tidak maka ia akan segera tumbuh sehingga orang-orang (Khurasan) akan datang dan mengikat kuda-kuda mereka di sana'."
Hadits ini diceritakan dari Abdul Rahman al-Jarshiyang identitas sebenarnya tidak diketahui. Teksnya tidak bisa dilacak ke sumber manapun, dengan demikian tidak bisa dipastikan kebenarannya (Dengan kata lain Hadits ini lemah).

Hadits #3

(Musnad Ahmad, no 8775; Sunan al-Tirmidzi, no. 2269; al-Awsat, no 3560; al-Dalail, no 6/516)
Abu Hurairah menceritakan bahwa Nabi berkata:"(Pasukan yang membawa) bendera hitam akan datang dari Khurasan. Tidak ada kekuatan yang akan sanggup menghentikan mereka dan mereka akhirnya akan mencapai Eela (Masjid Aqsa di Yerusalem) di mana mereka akan menegakkan bendera mereka.

Hadits ini disampaikan oleh Ahmad bin Hanbal, al-Tirmidzi, al-Tabarani dan al-Baihaqi dari Rusydain bin Sa’ad, Yunus bin Yazid, Ibn Syihab, Qubaishah bin Zuaib, ke pada Abu Hurairah.
Al-Tirmizi, penulis Sunan al-Tirmidzi (‘Kumpulan Hadits oleh al-Tirmidzi) menyatakan bahwa narasi ini lemah karena rangkaian narator sebenarnya meragukan; beberapa disampaikan dari Yunus –dari Ibn Syihab, sementara yang lain disampaikan dari Rusydain – dari Ibn Syihab. (Dengan kata lain keabsahannya diragukan).

Hadits #4

(Catatan: Hadits ini tidak ditemukan di Kitab-kitab Hadits, tapi dalam sejarahnya sudah dirujuk oleh sarjana-sarjana Islam).
Nabi dilaporkan berkata: "Ketika kalian melihat bendera hitam datang dari Khurasan, bergabunglah dengan mereka meskipun engkau harus merangkak di atas salju… itulah pasukan yang akan membebaskan Tanah Suci, dan tidak ada kekuatan yang dapat menghentikan mereka."

Sarjana Hadits seperti al-Zahabi, Ahmad bin Hanbal, dan al-Tabarani menyimpulkan bahwa hadist ini tidak bisa diterima karena isinya telah dicampurkan dengan narasi lain tentang bendera hitam dari Khurasan.

Hadits #5

(Sunan Ibn Majah, no. 4048 and Al-Mustadrak, no. 4/502)
Ibn Majah dan al-Hakim mencatat bahwa Nabi berkata: "Jika kalian melihat bendera hitam muncul dari Khurasan, segeralah datangi mereka, bahkan meskipun kalian harus merangkak di atas salju, karena sesungguhnya di antara mereka ada
Khalifah Al-Mahdi…dan tidak ada yang dapat menghentikan pasukan itu hingga mereka sampai ke Yerusalem."

Hadits ini juga diceritakan oleh Imam Ahmad dari jalur Sharik bin Abdillah – dari Ali bin Zaid bin Jad’an – dari Abu Qilabah – dari Tsauban. Menurut al-‘Ijli dalam bukunya Ma’rifat al-Rijal (‘Biografi para Narator’), rantai hadits ini terputus karena Abu Qilabah tidak pernah mendengar narasi ini dari Tsauban.

Ibn al-Jauzy, dalam bukunya Al-‘Illal al-Mutahaniah(‘Kesalahan-kesalahan kecil para Narator’) menyatakan bahwa jalur yang sama untuk hdits ini dan menyimpulkan bahwa Ali bin Zaid bin Jad’an adalah seorang narator dengan kekurangan.

Hadits ini juga disampaikan oleh Ibn Majah dan al-Bazzar dari Abdul al-Razzaq al-San’ani – dari At-Tsauri – dari Khalid al-Hazza’ – dari Abu Qilabah – dari Abu Asma’ al-Rahbi – dari Tsauban. Para sarjana berbeda pendapat tentang kesahihan hadits dari jalur ini. Al-Bazzar dan al-Hakim menganggapnya sahih. Ibn ‘Ulayyah, al-‘Uqaili dan Ibn Qudamah menganggapnya “lemah dan sama dengan rantai Khalid al-Hazza”, sebagaimana dilaporkan pada kitab Al-‘llal (‘Kelemahan’) oleh Imam Ahmad dan al-Dhu’afa (‘Narator-narator Lemah’) dan al-Muntakhab min ‘llal Al-Khallal(‘Pilihan-pilihan Kelemahan dari al-Khallal) yang ditulis oleh Ibn Qudamah al-Maqdasi.

Hadits #6

(Catatan: Hadits ini tidak ditemukan dalam Kitab-kitab Hadits, tapi dalam sejarahnya telah dirujuk oleh sarjana-sarjana Islam)

Muhammad, anak laki-laki dari al-Hanafiah berkata: "Bendera hitam akan muncul untuk anak-anak al-Abbas. Bendera hitam lainnya akan muncul dari Khurasan. Turban mereka hitam dan pakaian mereka putih. Di depan mereka adalah seorang laki-laki bernama Shuayb, anak Salih, dari Tamim. 

Mereka akan mengalahkan kawan-kawan Sufyani hingga dia sampai ke Rumah Yerusalem di mama dia akan menegakkan kekuasaannya untuk Mahdi, dan dia akan diberi 300 (laki-laki) dari Syria setelah kedatangannya dan persoalan akan diselesaikan Mahdi dalam tujuh puluh dua bulan (enam tahun)."

Sarjana komtemporer seperti Syekh Abdul Aziz al-Turaifi, Syekh Adnan al-‘arur, Syekh Abdullah al-Mutlaq dan banyak lainnya menyimpulkan bahwa narasi ini tidak bisa dilacak ke sumber manapun. Ada kemungkinan juga bahwa isinya dicampurkan dengan narasi lain yang berhubungan dengan bendera hitam dan al-Mahdi (‘Messiah’).

Kesimpulan

Beberapa kesimpulan dapat dibuat berdasarkan apa yang sudah disajikan di atas.

1. Bendera hitam tidak punya makna figuratif dalam Islam karena tidak adanya bukti kuat untuk mendukung itu, karena keaslian narasi dianggap lemah dan atau ditolak oleh sarjana Hadits. Kunci dasar penolakan mereka adalah ‘kelemahan’ pada narator atau karena narasinya dikarang.

Ahmad bin Hanbal (pendiri Mazhab Hukum Hanbali) melarang semua narasi tentang bendera hitam karena tidak bisa diandalkan atau otentik. Syekh al-Syarif Hatim bin Arif al-‘Auni, seorang ahli dalam bidang studi hadits dari Umm al-Qura University mengatakan, “Simbol-simbol tentang bendera hitam dibuat oleh para pembohong demi agenda pribadi mereka dari dulu hingga sekarang.” 

Pandangannya ini konsisten dengan al-Zahabi, penulis al-Siyar dan al-Tarikh al-Kabir, yang menyatakan bahwa sejarah mencatat bagaimana Abu Muslim al-Khurasani(718-749 M), seorang pembaharu Abbasiyah yang menjadi Gubernur Khurasan, adalah orang yang mengangkat bendera hitam selama bangkitnya Kekhalifahan Abbasiyah dan sama dengan Yazid bin Mahlab, seorang pemberontak di masa Umar bin Abdul Aziz, mengangkat bendera hitam agar orang-orang memberikan sumpah kesetiaan kepadanya.

2. Sebagai tambahan untuk nalar di atas yang menyatakan bahwa narasi-narasi tentang bendera hitam tidak bisa diterima, dapat disimpulkan bahwa tidak seorangpun yang harus percaya, mendukung atau bergabung dengan kelompok manapun yang menggunakan bendera hitam untuk melegitimasi perjuangan mereka semata-mata berdasarkan simbol. Muslim tidak boleh menganggap mereka kelompok yang bisa dipercaya mewakili Kebenaran semata karena mereka membawa bendera hitam.

3. Bahwa sejarah sendiri telah memberikan bukti ketidakvalidan klaim bendera hitam: al-Mahdi tidak muncul dan hari Kebangkitan tidak datang setelah bendera hitam diangkat oleh pemberontak Abbasiyah atau berbagai kelompok yang datang kemudian. 

Bahkan kalaupun, for the sake of argument, narasi-narasi tersebut dianggap dapat diterima didasarkan pada beberapa hadits “sahih”atau narasi-narasi tersebut saling menguatkan, tidak ada seorangpun yang dapat memastikan bahwa sebuah kelompok yang mengangkat bendera hitam mewakili kelompok yang diramalkan Nabi. Adalah mungkin bahwa Nabi merujuk pada sebuah kelompok yang belum muncul.

Penggunaan bendera hitam atau panji oleh kelompok jihadis seperti ISIS, Ql-Qaeda dan lain sebagainya merupakan sebuah tindakan manipulasi kisah rakyat populer di antara Muslim untuk mendukung agenda politik mereka. Akan tetapi kelompok militan kontemporer memahami sangat baik kelemahan hadits bendera hitam dalam teologi Islam, dan bahwa makna relijius bendera hitam hanyalah sebuah mitos. 

Sebuah pencarian di website Minbar al-Tawhid dan al-Jihad, yang dianggap sebagai gudang materi-materi ideologis jihadis, tidak menghasilkan apapun terkait hadits bendera hitam atau materi yang berhubungan dengan itu yang digunakan kelompok-kelompok militan.

Adalah penting bagi Muslim untuk memahami bahwa Kebenaran tidak ditentukan atau diwakili oleh simbol-simbol seperti bendera, turban, warna atau gaya berpakaian. Kebenaran dalam Islam utamanya didasarkan pada bukti-bukti yang ditemukan dalam Qur’an dan Hadits yang dapat didukung oleh argumen yang bernalar. Ia juga harus ditunjukkan dalam perilaku yang baik sesuai dengan agama. Karenanya, tidak ada simbol atau slogan, yang dapat menjustifikasi tindakan teror dan ekstrimisme.

Fabian SSK

“The quality, not the longevity, of one’s life is what is important.” – Martin Luther King Jr.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Formulir Kontak