Takijiro Onishi Sang Penggagas Kamikaze




Takijiro Onishi Sang Penggagas Kamikaze


Laksamana Jepang penggagas serangan bunuh diri kamikaze ini lahir di Hyogo pada tahun 1891. Dia lulus dari Akademi AL tahun 1912, dan sejak awal perwira muda ini sudah memperoleh pelatihan untuk merintis penerbangan AL, antara 1915 hingga 1918. Sehingga tidak heran apabila Takijiro Onishi dalam kariernya di AL, lebih banyak berhubungan dgn kekuatan udara AL Jepang.



Takijiro Onishi dgn pangkat laksamana muda awal 1941 diangkat sebagai Kastag Armada Udara Kesebelas. Bersama Commander Minoru Gendar dan pemikir AL lainnya, Onishi terlibat dalam studi rahasia tentang kemungkinan penyerangan terhadap Pearl Harbour, yang kemudian jadi dilaksanakan pada 7 Desember 1941.




Para Pilot Kamikaze

Dalam rapat di Lapangan Udara Mabacalat (Clark Air Base) dekat Manila, dia mengumpulkan para perwira staffnya di lapangan terbang itu dan mengatakan dengan suara terharu bahwa takdir Dai Nippon terletak di tangan pilot-pilot yang merupakan anak buahnya. Disini dia mengusulkan suatu operasi yang sungguh luar biasa nekad. Dia berkata,


“Saya pikir tiada cara lain lagi untuk mempertahankan Filipina selain memasang 250 kg bom pada pesawat-pesawat zero dan menabrakkannya ke kapal induk Amerika, ini adalah untuk menahan mereka selama seminggu”.




Ilustrasi Serangan Kamikaze


Sebagai laksamana madya, tahun 1943 dia ditugasi memimpin Armada Udara Pertama di Filipina pada Oktober 1944, dengan tugas utama menggagalkan invasi Amerika. Dalam posisi memegang komando, Laksamana Onishi dapat mewujudkan gagasannya mengenai pembentukan resmi kesatuan khusus serangan bunuh diri atau kamikaze untuk melawan serbuan Amerika di Teluk Leyte.


Dalam mendesakkan gagasan trsebut, Onishi dipengaruhi sekali oleh campuran antara Kepercayaan mistis dan Perhitungan praktis akan kemungkinan hasilnya. Kultus atau Filosofi mengenai Bushido yang dianutnya, mengajarkan tentang kesetiaan mutlak, kepatuhan, serta pengorbanan diri. Dan Itulah yang menjiwai Kamikaze.


Sayangnya penyerangan kamikaze ini baru dimulai Jepang setelah kapasitas produksi perkapalan Sekutu tumbuh pesat. Usaha mati-matian mereka pun akhirnya sia-sia karena tidak lama kemudian Jepang menyerah tanpa syarat. 16 Agustus 1645 setelah Jepang menyerah, Onishi melakukan seppuku di markasnya.




Ilustrasi Pelaksanaan Seppuku


Dia bunuh diri dengan merobek perutnya dan tanpa menggunakan bantuan kaishakunin (asisten seppuku) sebelum akhirnya meninggal 15 jam kemudian. Dalam surat perpisahannya dia meminta maaf pada sekitar 4000 pilot yang telah dikirimnya sebagai pilot bunuh diri.
Dia juga meminta agar generasi muda yang selamat dari perang agar dengan semangat kamikaze kembali membangun negaranya dan perdamaian dunia serta jangan pernah melupakan kebanggan sebagai orang Jepang.
Dia juga menyatakan dengan kematiannya dia bertanggung jawab pada para pilot kamikaze dan keluarganya.




Source : https://id.wikipedia.org/
https://www.anehdidunia.com/

Fabian SSK

“The quality, not the longevity, of one’s life is what is important.” – Martin Luther King Jr.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Formulir Kontak