Kenapa Hanya Singkat?


Kenapa Hanya Singkat?
Ilustrasi


Iya, ini adalah sepenggal cerita pertemuanku dengan seorang gadis manis asal kota Malang, aku mengenalnya ketika bertemu di sebuah universitas ternama di kota itu, kebetulan saat itu kami sama-sama mengikuti tes masuk ke perguruan tinggi negeri, kami berada di dalam ruangan ujian, bersiap melakukan tes berbasis komputer. 

Aku sempat khawatir, agak was-was dengan pikiranku, karena ini merupakan kedua kalinya bagiku mengikuti tes. Tahun lalu aku gagal, apakah tahun ini akan terulang? Begitu pikirku. 

Dalam kekalutan hati itu ia, gadis manis yang baru ku kenal sebelumnya memulai pembicaraan, ternyata ia meminta bantuan,  

"Mas, minta tolong dong, ini kode masuk ruangannya aku gak kelihatan, bisa tolong dituliskan Mas," begitu pintanya. 

Aku mengiyakan, "Oh iya, ini buat kamu," aku berikan catatan kecil itu untuknya. 

Dari situ lah dimulai percakapan yang menarik, anehnya dalam situasi itu justru gadis tersebut yang selalu memulai pembicaraan. Dari raut wajahnya, ia terlihat seperti gadis manis yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. 

Hampir setengah jam kami berbicara, karena waktu itu sebelum tes dilaksanakan kami harus menunggu di ruangan untuk waktu yang agak lama, sembari para Operator mereset kembali sistem ujiannya. 

Kami membicarakan banyak hal, entah kenapa ia bisa membuat ku nyaman, pembicaraan yang ringan dan santai membuatku jadi tidak khawatir lagi. Justru diriku sekarang lebih siap menghadapi ujian.

Ujian pun berlangsung, penunggu ruangan mempersilakan kami untuk memulai ujian, di ruangan ujian ini terdapat 25 anak, jadi ketika ujian berlangsung suara sekecil apapun pasti akan terdengar.

Ya suasana sunyi namun banyak yang kelihatan gelisah, mungkin beberapa dari peserta itu kesulitan mengerjakan ujiannya. Tiba-tiba ia, gadis manis itu memanggilku dengan suara pelan, 

"Mas minta tolong, bantu jawab ini Mas," lirih pintanya. 

Aku yang sedang sibuk dengan ujian yang ada di layar komputer itu dengan spontan mengiyakannya. 

Waktu 2 jam untuk mengerjakan soal ujian itu terasa cepat, di penghujung waktu ujian itu suasana sudah berubah sedikit ramai, banyak peserta yang mencoba meminta bantuan satu sama lain. 

Tak lama kemudian pengawas ujian langsung menegur semua peserta, semua peserta langsung terdiam, takut akan dikenakan sanksi. 

Sementara Ku lihat si gadis itu nampak sedikit kesulitan, di situ aku diam-diam mencoba membantu, aku arahkan layar ku sedikit miring ke kanan, kebetulan kami duduk berdampingan, ku biarkan ia melihat jawabanku dari soal-soal ujian itu, walaupun aku tahu mungkin tidak semua jawabanku tadi benar, tapi setidaknya aku akan sedikit membantu.

Ia menoleh dengan senyuman itu ke wajahku. Diriku tahu ia dari tadi pasti kesusahan mengerjakan soal-soal itu, ku lihat layarnya masih banyak lembar jawab yang masih kosong. Dengan segera ia langsung mencoba mencocokkan antara soal ku dengan dia, dan ia cocokkan dengan jawabanku. 

Hingga kemudian ia telah selesai, dan waktu ujian juga masih tersisa sedikit. Aku balikkan layar ku ke posisi semula agar tak terlihat. Kami berada di bangku belakang dan cukup ujung, jadi itulah keuntungannya, 'kecurangan' yang kami lakukan tidak terlihat jelas oleh pengawas.

Selepas itu kami dipersilakan untuk mengecek kembali jawaban kami dan identitas dalam registrasi ujian tadi. Semua telah lengkap dan satu persatu sudah mulai keluar dari ruangan ujian.

Dalam suasana yang sudah cair itu, gadis itu memulai pembicaraan lagi, ia banyak berterimakasih ke padaku karena sudah membantu. Ia juga berujar, jika ia sebenarnya sudah belajar, namun apa yang ia pelajari ternyata tidak sesuai dengan soal-soal yang diujikan. 

Kami berdua juga sempat bergurau ringan, kemudian aku tanya, ternyata gadis itu baru lulus pada tahun itu, dia tinggal di malang, sayangnya aku tidak sempat mengetahui namanya. Aku pun lupa tidak menanyakan hal itu.

Entah kenapa aku tertarik pada gadis manis itu, gadis manis yang telah memberikan setitik harapan pada hati yang kosong ini. 

Kenapa waktu terlalu singkat berlalu.. padahal kami baru saja bertemu.. 

Di akhir pertemuan itu aku berpesan padanya, 

"Semoga sukses ya, semoga diterima di Kampus yang diinginkan," 

Ia mengamini doa dan semangat dariku dengan senyumnya yang manis itu. Ia juga mengatakan hal itu kepadaku.

"Mas nya juga semoga diterima di kampus tujuan ya,"

Aku tersenyum dan berterima kasih atas doa darinya.

Sekarang kami berpisah, kami berjalan keluar ruangan untuk pulang ke tempat masing-masing. 

Semoga ia benar-benar diterima di kampus yang diinginkan, gadis manis dari kota malang, aku akan selalu mengingatmu, dengan baju abu-abu dan celana jeans itu, kamu akan menjadi bagian dari ceritaku, semoga kita bisa bertemu kembali, entah kapan waktu yang akan menjawab.

Oh iya aku ingin bilang, I've a crush on U.


Fabian SSK

“The quality, not the longevity, of one’s life is what is important.” – Martin Luther King Jr.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Formulir Kontak