Mengenal Voyager, Objek Buatan Manusia Dengan Jarak Terjauh




Voyager


Pada 20 Augustus 1977 NASA meluncurkan wahana nirawak Voyager 2 untuk misi tak berbatas. Pada 5 September giliran Voyager 1 diterbangkan dengan misi yang sama. Kedua wahana bertugas menjelajahi sistem tata surya dan mempelajari planet Jupiter dan Saturnus. Berkat baterai Plutonium, kedua wahana masih bertugas hingga kini.


Tujuan utama wahana antariksa Voyager 1 dan 2 sendiri sebenarnya adalah untuk terbang lintas dekat planet Jupiter dan Saturnus. Namun, kala itu, karena semua tujuan ilmiah sudah terpenuhi di Jupiter dan Saturnus, maka Voyager 2 melanjutkan perjalanan ke Uranus dan Neptunus. Berpisah dengan Voyager 1 yang dibebaskan terus bergerak ke ruang antah-berantah.


Kedua wahana yang masing-masing berbobot 825 kilogramm itu adalah misi paling sukses yang pernah diluncurkan NASA. Hingga kini keduanya masih mengirimkan data akurat secara berkala dari luar tata surya. NASA meyakini Voyager 1 dan 2 masih akan terbang hingga tahun 2030.



Sejarah Voyager




Voyager 2




Pada tahun 1960, sebuah Rancangan Grand Tour (mengunjungi Jupiter, Saturnus, Neptunus dan Uranus) diusulkan. Hal ini mendorong NASA membuat sebuah misi pada awal tahun 1970. Pengembangan wahana antarplanet memungkinkan wahana mencapai luar Tata Surya dengan menggunakan "Gravity Assist" atau bantuan gravitasi planet. Gravity Assist merupakan pergerakan relatif (seperti orbit yang mengelilingi matahari) menggunakan gravitasi suatu planet atau benda langit lainnya untuk mengubah jalur dan kecepatan suatu wahana, yang biasanya dilakukan untuk menghemat bahan pendorong, waktu, dan biaya.


Awalnya, Voyager 1 direncanakan sebagai Mariner 11 dari Program Mariner. Karena pemotongan anggaran, misi pun hanya mengamati Jupiter dan Saturnus, dan berganti nama menjadi Mariner Jupiter-Saturnus. Selama program berlangsung, nama itu kemudian berubah menjadi Voyager 1 karena misi mulai berbeda jauh dari misi Mariner sebelumnya.


Voyager 2 diluncurkan pertama kali pada tanggal 20 Agustus 1977, diikuti oleh Voyager 1 pada tanggal 5 September di tahun yang sama. Namun, meskipun diluncurkan kedua, Voyager 1 bergerak dengan lebih cepat dengan memanfaatkan gravitasi planet. Bahkan Voyager 1 lebih dulu tiba di Jupiter dibandingkan dengan Voyager 2.


Karena misi utamanya telah selesai, maka Voyager 1 menjalankan misi tambahan yaitu menyelidiki heliosphere bagian luar dan mengeksplorasi wilayah interstellar atau wilayah luar tata surya kita ini.


Bagaimana Kabar Mereka Berdua Sekarang?



Ilustrasi Jarak Voyager Dengan Bumi


Pada bulan September 2017 lalu, Jarak Voyager 1 dengan bumi telah mencapai 20 miliar kilometer, sedangkan Voyager 2, 17 miliar kilometer. (Dan yang pasti sekarang sudah berada lebih jauh lagi)


"Banyak orang bertanya kepadaku apakah misi (Voyager) masih berlangsung. Mereka beranggapan bahwa misi tersebut berhenti ketika Voyager melewati Neptunus,” kata Suzanne Dodd, manajer proyek Voyager di Jet Propulsion Laboratory milik NASA, kepada The Atlantic 5 September 2017.


Faktanya, Voyager selalu mengirimkan data ke bumi setiap hari. Kedua wahana antariksa tersebut mengumpulkan data di sekeliling mereka dan mengirimnya melalui sinyal radio, meskipun informasi baru diterima bumi 19 jam setelahnya untuk Voyager 1 dan 16 jam setelahnya untuk Voyager 2.


Sinyal mereka kemudian diterima oleh Deep Space Network (DSN), sekelompok antena super sensitif di sekeliling bumi yang menghabiskan empat hingga tujuh jam dalam sehari untuk mendeteksi dan berkomunikasi dengan seluruh misi NASA.




Golden Record



Golden Record Yang Disertakan Dalam Peluncuran Voyager


Inilah yang paling epic, kedua wahana antariksa ini dipasangi sebuah golden record atau piringan emas.
Piringan emas ini dibuat oleh sebuah tim yang dipimpin oleh Carl Sagan dari Cornell University.
Ada dua hal yang mendasari disertakannya piringan emas ini. Pertama, piringan emas ini digunakan sebagai alat komunikasi searah bila mana ada makhluk asing yang kebetulan menemukan piringan emas. Kedua, sebagai semacam “mesin waktu” bagi siapa saja yang melihat kembali isi dari piringan emas ini.


Adapun isinya terdiri dari berbagai macam gambar dan berbagai macam suara. Gambar-gambar yang disertakan, antara lain: gambar tentang semua hal yang berhubungan dengan sains, dari rumus-rumus matematika dan fisika, gambar tata surya dan planet-planetnya, reaksi kimia, sampai gambar DNA, gambar anatomi tubuh manusia dan lain-lain.


Lalu mengenai kemanusiaan, ada gambar kegiatan manusia sehari-hari, kebudayaan, wajah orang, makanan, arsitektur dan lain-lain. Selain itu ada juga gambar mengenai alam, tanaman, binatang, serangga, pemandangan dan lain-lain.
Jumlah keseluruhan dari gambar-gambar tersebut yaitu 116 gambar. Gambar-gambar tersebut diubah ke dalam bentuk analog yang berbentuk 512 garis vertikal.


Untuk suara-suaranya juga sangat bervariasi. Ada suara hembusan angin, deburan ombak, petir, denyut jantung manusia, berbagai macam suara binatang dan lain sebagainya. Ada juga ucapan salam/sapaan dari 55 bahasa di dunia.
Selain itu ada berbagai macam musik dan lagu yang disertakan, misalnya musik karya musisi: Bach, Mozart, Beethoven, Stravinsky, Guan Pinghu, Blind Willie Johnson, Chuck Berry, Kesarbai Kerkar dan Valya Balkanska.


Bahkan salah satu musiknya ada dari Indonesia loh yaitu Gamelan Ketawang Puspawarna, kalian bisa mendengarnya disini https://youtu.be/OpQvfgKs4IQ



Bagaimana Cara Voyager Berkomunikasi Dengan Bumi?




Ilustrasi Voyager 1 dan Bumi


Gelombang Radio Jawabannya, Gelombang radio dapat merambat di ruang hampa, karena gelombang radio adalah gangguan pada medan elektromagnetik dalam frekuensi radio, dan medan elektromagnetik ada di mana-mana di alam semesta.
Komunikasi antara ruang kendali di Bumi dengan wahana antariksa dilakukan dengan frekuensi radio, namun karena jarak antara keduanya sangat jauh maka sinyal radio dari Bumi butuh waktu untuk mencapai Voyager begitu pun sebaliknya.



Dimana Tempat Kendali Voyager?




California Institute of Technology, California.


Pusat kendali misi Voyager dibangun di California Institute of Technology, California, Amerika Serikat. Meski aktif sejak 1977, pusat kendali di CalTech terus mengalami modernisasi. Namun begitu NASA tetap berkonsultasi pada teknisi yang ikut mengembangkan Voyager dan kini telah pensiun, jika terjadi malfungsi atau kerusakan.



Instrumen - Instrumen Voyager


1. Imaging Science System
Sistem 2 kamera (narrow-angle/wide-angle) untuk memberikan citra Jupiter, Saturnus dan benda-benda lainnya di sepanjang lintasan.
2. Radio Science System
Sistem telekomunikasi dari pesawat ruang angkasa Voyager untuk menentukan sifat fisik planet dan satelit (ionosfer, atmosfer, massa, bidang gravitasi, kepadatan) dan jumlah dan distribusi ukuran materi dalam cincin Saturnus dan dimensi cincin.
3. Infrared Interferometer Spectrometer
Menelaah keseimbangan energi global dan lokal dan komposisi atmosfer. Profil suhu vertikal juga diperoleh dari planet-planet dan satelit serta komposisi, sifat termal, dan ukuran partikel dalam cincin Saturnus.
4. Ultraviolet Spectrometer
Dirancang untuk mengukur sifat atmosfer dan untuk mengukur radiasi.
5. Triaxial Fluxgate Magnetometer
Dirancang untuk menyelidiki medan magnet Jupiter dan Saturnus, interaksi angin surya dengan magnetospheres planet ini, dan medan magnet dari ruang antarplanet ke batas antara angin matahari dan medan magnet ruang antarbintang, jika menyeberang.
6. Plasma Spectrometer
Menyelidiki sifat makroskopik dari ion plasma dan langkah-langkah elektron dalam kisaran energi dari 5 eV sampai 1 ke V.
7. Low Energy Charged Particle Instrument
Mengukur diferensial dalam fluks energi dan distribusi sudut ion, elektron dan diferensial dalam komposisi ion energi.
8. Cosmic Ray System
Menentukan asal dan proses percepatan, riwayat hidup, dan kontribusi dinamis sinar kosmik antar bintang, nukleosintesis elemen dalam sumber kosmik-ray, perilaku sinar kosmik dalam medium antarplanet, dan planet terjebak energik-lingkungan partikel.
9. Planetary Radio Astronomy Investigation
Memanfaatkan frekuensi radio penerima menyapu untuk mempelajari sinyal radio-emisi dari Jupiter dan Saturnus.
10. Photopolarimeter System
Memanfaatkan teleskop dengan polarizer untuk mengumpulkan informasi tentang tekstur permukaan dan komposisi Jupiter dan Saturnus dan informasi tentang sifat hamburan atmosfer dan kepadatan untuk kedua planet.
11. Plasma Wave System
Menyediakan kontinu, pengukuran selubung-independen dari profil elektron-density di Jupiter dan Saturnus serta informasi dasar tentang interaksi gelombang-partikel lokal, berguna dalam mempelajari magnetospheres.


Bad News



Voyager Akan Kehabisan Daya


Sayangnya, pada tahun 2030 mendatang, kedua Voyager akan kehabisan daya, instrumen ilmiah mereka akan dinonaktifkan selama-lamanya, tidak dapat lagi bertukar sinyal dengan Bumi. Namun mereka akan terus bergerak karena di luar angkasa tidak ada yang menghambatnya.

Kecepatan gerak kedua wahana antariksa ini diketahui mencapai 17 kilometer per detik, membawa rekaman emas mereka seperti pesan dalam botol yang dibiarkan melintas lautan luas ruang antar bintang.

Menuju ke arah yang berlawanan, akan butuh waktu sekitar 40.000 tahun sebelum Voyager 2 berhasil tiba di sistem bintang terdekat tata surya kita; Proxima Centauri. Sementara itu, butuh waktu sekitar 296.000 tahun sebelum akhirnya Voyager 1 tiba di bintang terang di langit malam, Sirius.
Di luar itu semua, kita bisa membayangkan bagaimana kedua wahana antariksa tanpa awak ini bertahan selama miliaran tahun sebagai satu-satunya jejak peradaban penjelajah manusia di ujung galaksi kita.



Source:
https://id.wikipedia.org/wiki/Voyager_1
https://id.wikipedia.org/wiki/Voyager_2
https://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan_gravitasi
https://voyager.jpl.nasa.gov/
https://www.infoastronomy.org/…/menengok-kabar-wahana-antar…
https://www.dw.com/…/voyager-40-tahun-menjelajah…/g-40172961
https://langitselatan.com/…/bagaimana-wahana-antariksa…/amp/
https://www.dw.com/…/voyager-1-jejak-manusia-di-…/a-17086484
https://sains.kompas.com/…/40-tahun-menjelajah-antariksa-vo…

Fabian SSK

“The quality, not the longevity, of one’s life is what is important.” – Martin Luther King Jr.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Formulir Kontak